وما خلقت الجن و اﻹنس إلا ليعبدون
الذاريات: ٥٦
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu.” QS. Adz-Dzariyat: 56

Menurut para Ulama makna Beribadah kepada-Ku dalam ayat dia atas adalah agar mereka bertauhid kepadaku.

Sebagian besar kaum muslimin masih memahami Tauhid hanya sekedar dua kalimat syahadat, atau pengakuan/ikrar akan ketuhanan Allah dan kenabian Muhammad SAW.

Padahal tauhid maknanya jauh lebih luas dan lebih mendalam dari itu. Sebab Tauhid adalah dasar dari semua ibadah, maka itulah alasannya kenapa rukun islam pertama adalah syahadat. Tapi ingatlah bahwa syahadat tidak hanya sekedar ikrar dengan lisan, tapi harus disempurnakan dengan rukun dan syarat-syaratnya.

Tauhid adalah landasan amal yang mana tidak akan sempurna apalagi diterima amalan itu jika tauhid seseorang masih tidak sesuai dengan yang Allah harapkan.

Memahami tauhid harusnya menjadi hal pertama yang dipelajari seorang muslim, karena ia tahu bahwa tauhid adalah landasan semua amal, maka keliru jika seseorang lebih mengedepankan belajar ilmu lain sebelum memahami ilmu tauhid, apa gunanya jika sholat seseorang tidak pernah putus selama 40 tahun tapi dia tidak tahu kepada siapa dia sholat?

Karena hakikatnya ilmu tauhid itu membantu kita untuk lebih mengenal dan mencintai Pencipta kita. Mana hal-hal yang disukai dan diridhoi oleh Allah dan mana hal-hal yang dibenci serta dapat membatalkan keyakinan kita kepada Allah.

Mempelajari tauhid akan menjadikan seorang hamba semakin dekat dengan Penciptanya, dan sebaliknya bahwa bodoh akan tauhid berarti seorang hamba itu semakin jauh dari Tuhannya.

Maka dari itu, mempelajari tauhid sebagaimana kita mempelajari Huruf hijaiyyah, harus dimulai dari yang paling mendasar, dan ingatlah bahwa tidak ada malu dalam hal mempelajari ilmu agama, sebab orang yang malu maka ia tidak akan belajar dan tidak akan pernah memahami.

MEMAHAMI TAUHID DENGAN SEDERHANA

Secara sederhana kita bisa memahami tauhid dari dua sisi, yaitu secara bahasa dan istilah.

Secara bahasa tauhid maknanya adalah: Menjadikan sesuatu itu satu. Sedangkan secara istilah tauhid adalah mengesakan Allah dalam Rubbubiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa ShifatNya.

Atau lebih simpelnya lagi bahwa Tauhid itu Meyakini bahwa Allah itu satu-satunya yang Menciptakan, dan Hanya kepada Allah kita beribadah serta meyakini adanya nama-nama serta shifat-shifat Allah yang layak bagi Allah sesuai keagungan Allah.

MAKSUD DARI RUBUBIYYAH ALLAH

Maksudnya adalah kita meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Allahlah satu-satunya Tuhan yang Menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan dan mengatur alam semesta ini.

Contoh kecilnya soal rezeki, jika kita yakin akan rububiyyah Allah, maka kita tidak akan pernah merasa galau, khawatir dan resah soal rezeki kita esok hari maupun di masa depan, sebab Allah sudah mengaturnya untuk kita, kita juga tidak akan suudzon kepada Allah saat rezeki kita terasa sempit, karena kita yakin Allah memang telah mentakdirkan kita mendapat bagian rezeki sesuai dengan yang Allah kehendaki.

MAKNA DARI ULUHIYYAH ALLAH

Jika kita sudah yakin bahwa Allahlah satu-satunya Pencipta alam semesta ini, maka konsekuensi berarti kita juga harus menyembah hanya kepada Allah, ibadah kita hanya ditunjukkan kepada Allah, karena Allah-lah yang paling berhaq untuk disembah. Maka semua bentuk ibadah tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah.

Contoh sederhanya, kita setiap hari berdoa kepada Allah, doa itu termasuk bentuk ibadah, maka tidak boleh kita berdoa kepada selain Allah, seperti berdoa kepada penghuni kubur, pohon dll. Karena doa adalah ibadah maka tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.

Contoh lainnnya misal meminta perlindungan, atau isti’azdah, ia termasuk ibadah, maka tidak boleh kita meminta perlindungan kepada selain Allah, misal minta perlindungan kepada jin atau penunggu tempat tertentu saat kita melewati tempat yang dianggap mistis atau angker misalnya, ini tidak boleh karena meminta perlindungan semacam ini termasuk ibadah, jadi tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.

MEMAHAMI ASMA DAN SHIFAT ALLAH

Hal yang paling krusial juga dalam soalan akidah adalah masalah asma wa shifat. Sederhanya bahwa Allah itu memiliki nama dan shifat, yang mana kita sebagai muslim harus meyakini nama-nama dan sifat tersebut sesuai yang diinginkan Allah dan RosulNya. Maksudnya adalah tidak boleh kita memaknai nama dan sifat Allah sekehendak hati, dan tidak boleh menyamakannya dengan makhluk. Karena Tuhan tidak akan pernah sama dengan makhluk.

Jadi simpelnya adalah kita meyakini, mehamai serta mentadaburi nama dan sifat Allah tersebut kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Contohnya, Allah memiliki nama Al-‘Afwu, yang maknanya adalah Maha Pemaaf, Allah memafkan semua kesalahan hambaNya sebesar apapun itu selagi hamba itu mau bertaubat kepada Allah, maka kita sebagai manusia jika ada orang yang berbuat salah kepada kita dan ia meminta maaf, maka maafkanlah. Jadilah pemaaf dan lapang hati jika bermuamalah dengan banyak orang.

Itulah penjelasan sederhana dalam memahami tauhid, mudah-mudahan kita bisa lebih semangat lagi untuk mendalami tauhid, karena ia adalah salahsatu jalan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Wallahua’lam bisshowab.

Referensi: Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid

Bagikan